Teman-teman, mungkin ini adalah pengalaman sekaligus cerita yang akan selalu ku ingat sepanjang perjalanan hidupku. Kejadian yang tidak mungkin untuk dilupakan bahkan sampai saat aku menulis catatan ini, aku masih mengingat setiap menit kejadian itu.Terkadang aku masih belum percaya kalau aku yang mengalami kejadian ini. Terkadang juga, ketika aku membayangkan kejadian ini, aku masih tidak menyangka kalau aku masih dapat hidup tanpa sedikit luka pun di tubuh ku. Tuhan begitu baik buat aku, dan aku yakin tidak hanya buat aku saja, tetapi buat kita semua.
Ceritanya berawal ketika aku selesai menghadiri acara bedah salah satu buku di GKI MY, 22 Mare 2010. Waktu menunjukkan pukul 9.30 ketika aku memutuskan untuk pulang ke kosan. Bensin di motorku yang tinggal sedikit memaksa aku berpikir untuk mengisi nya terlebih dahulu sebelum aku pulang ke kosan. Akhirnya kuputuskan untuk mengisi bensin di SPBU Cihampelas, yang secara tidak langsung memaksaku untuk berkendara mengambil jalan tamansari-cihampelas. Aku mulai menjalankan mesin motorku, mulai berkendara dengan kecepatan berkisar 70 km/jam karena jalan yang cukup sepi sampai aku mendapatkan pertigaan di daerah sumur bandung.
Aku hanya mengingat bahwa aku melewati sebuah angkot caheum-ciroyom dengan sekali membunyikan klakson dan langsung sesegera aku melewati angkot ini. Aku tidak pernah menyangka kalau angkot inilah yang akan menjadi mimpi buruk sekaligus peringatan bagiku. Jalan kulalui dengan cukup cepat , sesekali aku menyelip kendaraan didepanku. Tetapi semuanya masih dalam keadaan biasa. Aku tidak merasa ada tindakan ku yang berlebihan ketika aku melewati kendaraan didepanku. Di pertigaan gandok, tidak tahu mengapa, aku sepertinya mulai merasakan ada ‘sesosok’, tidak tahu itu kendaraan jenis apa, seakan mengejarku dari belakang. Tetapi aku mencoba tidak menghiraukan perasaan ini. “Ini cuma perasaaanku saja”, pikirku. Waktu berlalu cukup cepat karena aku memang mengendarai motorku dengan kecepatan stabil, cukup tinggi juga. Sampai akhirinya aku mulai mengurangi kecepatan motorku karena aku telah melihat jalan di depan mulai macet. Sekitar 10 meter sebelum sampai di pertigaan jalan ke setiabudi, aku terpaksa memberhentikan meotorku karena jalan yang benar-benar macet. Tetapi tiba-tiba saja aku dikejutkan dengan angkot yang secara tiba-tiba berhenti ditengah kemacetan dan mengambil posisi di tengah jalan.
Awalnya aku tidak tahu kalau aku yang nantinya menjadi bahan pelampiasan kemarahan mereka. Dengan cepat seseorang yang berbadan tidak terlalu besar berteriak kearah ku dan mengatakan ‘Woi anjing’. Di berlari kearah ku dan mulai memberikan tendangan bagiku, aku sedikit menghindar tetapi kaki itu tetap saja ada yang mengenai badanku. Sejak itu, barulah aku sadar kalau aku adalah orang yang menjadi sasaran mereka. Disaat bersamaan, security sebuah tempat makan didaerah itu, berusaha menahan anak ini sehingga dia tidak cukup kuat untuk dapat memeberikan tendangan lagi. Di lain pihak, supir itu pun keluar dari angkotnya dan mulai berlari kearah ku dengan membawa sebuah kunci mobil yang terbuat dari besi panjangnya sekitar 0,5 m. Dengan cepat, tanpa berkata sepata kata pun, di mulai melayangkan besi itu ke kepalaku dari arah atas. Aku panik, tidak tahu mau melakukan apa-apa. Aku hanya mengatakan ‘kenapa’ dari mulutku yang ditupi oleh helm. Tetapi dia sepertinya tidak mendengar atau mungkin sudah tidak peduli lagi. Di mencoba memberikan pukulan kedua tetapi berusaha ditahan oleh security itu menggunakan pukulan miliknya. Samapi akhirnya, karena material besi yang cukup keras dan dengan kekuatan penuh, pukulan milik security akhirnya patah. Dan tidak ada satu orangpun lagi yang dapat menahan supir angkot ini untuk berbuat sesukanya kepadaku. Langsung dia memberikan pukulan ketiga, keempat dan kelima. Aku tidak berpikir apa-apa. Aku hanya sejenak berpikir bahwa aku akan menghembuskan napas terakhirku ditempat ini. Tiba-tiba saja pikiran ku melayang unntuk mengingat orangtuaku. Aku menangis didalam hatiku. Beruntunglah ada orang lain yang mencoba membantu dan menahan supir ini bergerak dari arah belakang. Tiba-tiba saja, tidak tahu darimana ide ini berasal, aku langsung bergegas kabur ke salah satu tokoh di daerah itu. Motorku yang sudah terjatuh sempat terlihat olehku juga mendapat hujaman besi berkali-kali dari supir angkot tersebut. Sampai kondisi benar-benar aman, barulah aku berani keluar dan kembali pulang kekosanku.
Ini adalah kejadian yang paling mengerikan sepanjang aku hidup di dunia ini. Dipikiranku hanya ada ‘kematian’. Sesekali aku mengingat orang-orang yang menyanyangiku khususnya orangtuaku. Mujizat itu benar-benar ada. Aku tidak pernah menyangka akan apa yang aku alami kalau saja Tuhan tidak bersamaku. Mungkin kepalaku akan hancur terbelah dan otakku akan berceceran entah dimana. Beruntung, Tuhan menyelamatkanku melalu helm yang aku pergunakan, yang biasanya aku jarang sekali menggunakannya, bahkan lebih sering aku menggantungkan helm itu. Beruntung juga, Tuhan menutup logika berpikir si supir. Kalau tidak, mungkin dia akan menghujam ku tidak hanya dari atas kepalaku saja tetapi juga dari segala arah. Dan itu kan menjadi mimpi buruk bagiku.
Ini adalah teguran keras bagiku, bagi perjalanan hidupku. Tuhan sekali lagi memberikan napas kehidupan buatku. Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Aku akan berusaha lebih baik. THIS IS MY PROMISE.
Semoga kisah ini dapat menjadi renungan buat kita semua. Yakinlah bahwa Tuhan tidak pernah meninggalkan kita, bahkan ketika kita telah menjauh darinya. Tuhan selalu ada buat kita semua. Dia adalah sahabat yang paling setia. Mujizat itu nyata bagu hidup kita sekalian.
Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar