Dunia telah berubah. Mungkin inilah satu kalimat yang pantas diucapkan ketika kita melihat kondisi yang terjadi sekarang. Kemiskinan diperjualbelikan? Benarkah?
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan terhadap hal-hal yang umum untuk dimiliki, seperti: makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum,. Hal-hal ini sangat berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang layak. Dalam pengertian yang lebih sempit, khususnya di zaman modern, kemisikinan artinya kondisi dimana terjadi kekurangan akan uang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemiskinan mengarah kepada kondisi yang tidak selayaknya atau bermakna negatif. Tetapi mengapa sekarang kemiskinan dianggap hal biasa bahkan untuk dipertontonkan?
Salah satu acara yang yang banyak mendapat sorotan mata dan mampu membuat para penonton menitikkan air mata adalah acara Uang Kaget. Acara yang sudah cukup lama tayang di tv ini telah cukup banyak menarik para pemirsa. Di acara ini, kemiskinan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga bisa menguras air mata pemirsa, atau mengajak pemirsa untuk menertawai kaum miskin yang tangannya gemetaran menerima segepok uang. Tidak berhenti sampai disini saja, acara yang hampir serupa juga bermunculan di tv. Wajah penuh ketakutan perempuan-perempuan miskin tak berdaya karena dibentak-bentak dengan tanpa belas kasihan oleh para debt collector di acara Dibayar Lunas atau raut wajah kaum tua nan merana yang berjuang mati-matian tanpa lelah dan tanpa henti untuk memperoleh rupiah yang tidak seberapa di acara Jika Aku Menjadi.
Wisata Kemiskinan merupakan acara puncak yang paling banyak mendapat sorotan dari berbagai pihak. Dari namanya saja terlihat jelas bahwa kemiskinan diperjualbelikan untuk tujuan wisata. Wisata kemiskinan adalah sebuah acara yang diprakarsai oleh Ronny Poluan dan menjadi salah satu produk wisata yang dijual di Jakarta sejak awal 2008 silam. Progam wisata yang dilakukan dengan mengunjungi sejumlah tempat kumuh di sudut sudut kota Jakarta ini cukup banyak menarik minat warga asing untuk ikut berpartisipasi didalamnya. Acara ini menyediakan paket wisata yang dijual dengan tarif mulai dari USD 65-165. Acara ini menghina kita," kata Jero Wacik di Istana Presiden, Rabu (20/1/2010). "Kemiskinan itu harus dientaskan dan itu merupakan tanggung jawab kita semua," tambahnya. Hal senada juga diucapkan para wakil rakyat yang duduk di DPRD DKI Jakarta. "Ya kita menyesalkan. Itu bertentangan dengan program penuntasan kemiskinan, kenapa malah dijual?" kata Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Triwisaksana.
Sungguh aneh, kemiskinan yang seharusnya menjadi “ sosok” yang harus dibuang jauh-jauh seakan menjadi teman dekat yang diharapkan kehadirannya. Uang merupakan alasan utama dibalik semua kondisi ini. Uang seakan mampu menutup rasa malu yang seharusnya timbul didalam diri setiap kita. Tidak dapat dipungkiri, semua orang butuh uang. Setiap manusia menggunakannya untuk dapat bertahan hidup. Tapi bukankah banyak cara yang lebih baik untuk kita memperoleh uang? Kita seakan membiarkan orang lain mengingat kita karena kemiskinan (baca:kekurangan) bukan kelebihan kita. Kita juga seakan bangga dengan kemiskinan yang senantiasa menghinggapi bangsa kita. Tempat-tempat bersejarah dan keberanekaragaman budaya bangsa yang seharusnya menjadi obyek wisata kini digantikan oleh tempat-tempat kumuh dimana anak bangsa yang serba kekurangan menetap disana.
Lebih jauh, kondisi ini juga dapat mengubah pola pikir dan mental generasi muda. Betapa tidak, kemiskinan yang seharusnya menjadi mimpi buruk bagi bangsa kita seolah dianggap hal biasa. Bahkan bukan tidak mungkin, kemiskinan dianggap sebagai celah positif untuk kita memperkenalkan siapa bangsa kita dimata bangsa lain. Ini tidak boleh dibiarkan berkembang. Pola pikir kaum muda yang cepat atau lambat akan menjadi tonggak pemerintahan bangsa ini harus segera dipulihkan. Harus ada sikap dan tindakan yang tegas serta realistis dalam menghadapi kondisi seperti ini.
Kemiskinan harus diberantas tidak untuk dipertontonkan. Inilah yang seharusnya menjadi tujuan kita bukan sebaliknya. Kemiskinan bukan objek wisata yang dapat dijadikan sebagai aset untuk mencari uang. Kemiskinan juga bukan hal yang patut untuk dibanggakan. Kemiskinan adalah simbol bangsa kita yang wajahnya sedang porak-poranda. Pemerintah sebagai badan eksekutif harus segera mencegah berkembangnya kondisi seperti ini. Kita juga sebagai masyarakat tidak boleh hanya tertawa melihat kondisi wajah bangsa kita. Ini adalah gambaran wajah kita semua. Ini adalah tugas kita semua, bukan hanya tugas pemerintah. Ini menyangkut nasib bangsa kita, menyangkut mental dan pola pikir kaum muda yang akan mengisi kursi pemerintahan kedepannya. Ini memang masih goresan kecil tetapi sangat mungkin menjadi lubang besar, yang siap menelan banyak korban kalau tidak segera dibalut dari sekarang.
Nice Potret gan, "Potret Jualan kemiskinan" di negara ini memang sudah membabi buta. membantu orang miskin dengan motif kapitalis, dengan menganggap kemiskinan sbg komoditas komersil.sungguh jahat sekali.
BalasHapusbtw, add awak bro.udah bsa followku..heheh